BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengeahuan dan teknologi dalam segala
bidang berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap pendidikan. Sikap etis dan moralis profesional
bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam mengambil keputusan
dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan. Etik merupakan
suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan
atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etik berfokus pada prinsip dan
konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupanya dilandasi
nilai-nilai yang di anutnya.
Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang
dapat mengerti sistem nilai-Nilai yang
melekat pada dirinya sendiri. Ada 3 fase dalam klarifikasi nilai-nilai yang
perlu dipahami oleh bidan yaitu : pilihan, penghargaan, dan tindakan.
Seiring
dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia
pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara
baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
Kehadiran
TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai
alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK
sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam
pendidikan, dan (3) TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk
manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut
disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TIK yang secara khusus
diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia.
Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia
pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi
salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan dunia pendidikan
di kancah persaingan global. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa
alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama
dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi
kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika
diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan
sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa
nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
1.2.Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan
Umum
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk menjelaskan
mengenai tugas dan kewajiban dosen dalam mengantisipasi perubahan sosial utnuk
berdampak negatif.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui tugas dan kewajiban dosen dalam mengantisipasi perubahan sosial
2.
Untuk mengendalikan
perubahan yang berdampak negatif
3.
Untuk mengontrol
perubahan sosial yang memiliki pengaruh negative.
1.3.Manfaat Penulisan
1.3.1. Bagi
Penulis
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis
adalah, penulis mengetahui dan memahami
segala sesuatu yang berkaitan dengan teknik dalam mengantisipasi perubahan
sosial berdampak negatif.
1.3.2.
Bagi Institusi Pendidikan Dan Umum
Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi
bagi institusi pendidikan maupun umum
mengenai tugas dan kewajiban dosen dalam mengantisipasi perubahan sosial yang
berdampak negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
2.2. Etika dan Moral
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan
dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang
jernih dengan pertimbangan perasaan". Etik ialah
suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah
disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan
erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar
atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak. Etika adalah aplikasi
dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. Hal ini
berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk
hidup dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.
Moral
hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama,
hukum, adat dan praktek professional.
Nana
Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah
ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu
memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya
mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana. Terkait dengan
teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku
dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan
masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing
scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih
jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
Menurut
Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “
atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat
diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya
adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan
menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai”
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia
2.3. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di era
globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan untuk mengungkapkan
data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan. Kontribusi TIK
tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data dan fakta pendidikan dapat
dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan disebarkan agar
masyarakat mendapatkan informasi penting dengan benar secara efektif dan
efisien. TIK pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam
menghasilkan suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat, transfaran dan
mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan dalam kontribusi TIK adalah
teknologi internet. Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang
bagi setiap orang.
Pengenalan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan
pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan
beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita
bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara
efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan
bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan
dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga
kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan
TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang
akan datang.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar
media.
Secara
khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1.
Menyadarkan
kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini
sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2.
Memotivasi
kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK,
sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara
mandiri dan lebih percaya diri.
3.
Mengembangkan
kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan
sehari hari.
4.
Mengembangkan
kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih
optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5.
Mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung
jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran,
bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
2.4. Implementasi TIK (ICT) dalam
dunia pendidikan
Tidak bisa
dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang mewah,
Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia
pendidikan.
Saat ini
jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi syarat
sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar
1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan
profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya tingkat
pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang optimalisasi
sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan
belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4)
Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6)
Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan
kebijakan dan manajemen, (8) Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran
ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas
membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar
pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu
1.
ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu
kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core content) dalam
pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran (content
suplement).Pada fungsi ini internet memiliki peran besar sebagai sumber
ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya telah
terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan
e-book, dan lan-lain.
2.
ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah dengan
bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat disajikan kepada
seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan media pembelajaran
hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar, display, dan media
grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia
presentasi, e-learning termasuk pada bagian ini.
3.
ICT sebagai fasilitas pendidikan.
Dalam hal ini ICT sebagai saran yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga
pendidikan, terutama fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti
labolatorium komputer, peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia,
studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing.
4.
ICT sebagai standar kompetensi.
Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata
pelajaran ini berisi standar kompetensi. Selain peran TIK diatas, terdapat
pendapat lain tentang peranan TIK dalam pendidikan yaitu :
1. TIK
sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :
- Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
- Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
- Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
- Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
- Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK
sebagai Infrastruktur Pendidikan
- Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
- Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
- Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
- “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK
sebagai Sumber Bahan Belajar
- Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
- Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
- Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
- Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK
sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan
- Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
- Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
- Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK
sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan
- Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
- Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
- Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
- Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
- Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK
sebagai Sistem Pendukung Keputusan
- Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
- Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
- Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
- Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
- Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga
posisi penting Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK
menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware
dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh
Indonesia. Untuk menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun
WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah
satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, E learning dan E
SMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas
pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring
Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas
agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia.
Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi
dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa
memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam
Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan
TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi (a)
merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan
sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai
sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat
aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk
pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan
membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi (a)
melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi
pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah
tahap memperluas implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada
tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun
2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan
rencana ini, Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui
Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV
Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan
kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk
itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang
dibutuhkan guru.
2.5. Dampak TIK Terhadap Aktivitas Pendidikan
Tahukah
kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak
bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat
ini antara lain :
1. Komputer
2. Handphone
3. MP4 player
4. Game Console
5. Media tontonan seperti Televisi dan
Film
Namun kali
ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi
Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu
saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan
menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif.
Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan
bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh
buruk lewat internet
Mampu
mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi
pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya
informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi
bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa
penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada
sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah
berselancar di internet.
Pengaruh
Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan
bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau
pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi
terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer.
Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal
waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah
setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar
dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan
waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer
adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu
diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12
tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu
mengatur waktu dengan baik.
*
Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang
amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak
saat bermain komputer.
* Selain
itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik
agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah
yang positif.
*
Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih
aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi
Anak Bangsa.
Sadar atau
tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar
terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak
membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
2.6. Permasalahan dan
Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala
bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses
oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti
perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang
dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet.
Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan
disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan
mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan
selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi
akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di
perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan
sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan
sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada
praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang
dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya
pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa
Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor
pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil
karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan
masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga
menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah
umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak
informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional
tersebut.
Faktor
kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia,
menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri.
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat
rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan
berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan
pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor
ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam
negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon
milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah
per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat
dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya
yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih
saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam
frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor
terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap
menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya
kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan
kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat
kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan
termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan
pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah
terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga
dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala
bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan
sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan
lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber
motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan
kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang
sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka
homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi
mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga
pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan
membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana
penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik penguasaha
bisnis.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Jadi, Ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu
bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit
atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang
ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak
negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan
semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh
dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya
perubahan nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan
nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi
keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak
positif dan memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau
alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya
menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, Heni P. 2009.Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya
Marimbi, Hanum. Etika dan Kode
Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia Press; Jogjakarta; 2008.
Guwandi. Etika dan Hukum Kebidanan.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, balai Penerbitan FKUI, 1991
Berten k. Etika Kebidanan.
Gramedia Pustaka utama, Jakarta : 2001
Setiawan dan Maramis. Etika
Kedokteran. Airlangga University Press; Surabaya; 1999.
Dep kes. RI, Etika Dan Kode Etik
Profesi. Jakarta Dep kes RI; 2002.
Gairola, C. M.
(2004). Information and Communications Technology for Development. New
Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005.
Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
Yuhetty, H. (n.d.). ICT
and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from http://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir. (2009).
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung,
Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008).
Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung,
Penerbit:Alfabeta.
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar