BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kontrasepsi
2.1. Definisi
![I.U.D atau AKDR jenis Cuper T sangat efektif mencegah kehamilan mencapai 98 %](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi
yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula
yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan
mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut
dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter / bidan terlatih).
Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan
kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari
setelah melahirkan (Subrata, 2000:33).
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi
banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu
ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi
yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini (Maryani, 2002).
2.2. Jenis AKDR / IUD
Maryani (2002) menyebutkan jenis alat kontrasepsi dalam rahim / IUD yang
sering digunakan di Indonesia
antara lain:
a. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
c. Multi
Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah
3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2
atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small
(kecil), dan mini.
d. Lippes
Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral
jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan
usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
2.3 Efektifitas
Sebagai kontrasepsi, AKDR tipe T efektifitasnya sangat tinggi
yaitu berkisar antara 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Sedangkan AKDR dengan
progesteron antara 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan pada tahun pertama
penggunaan (Saifuddin, 2003:MK-62,73).
2.4 Cara Kerja
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:
a. Menghambat kemampuan sperma masuk ke
tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri
c. IUD
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi
d. Memungkinkan
untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. IUD
AKDR/IUD
merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam–macam, terdiri dari plastik (polietiline). Ada yang dililit tembaga dan ada yang tidak.
Contoh : IUD Cu T, MLCu, Lippes Loop![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
IUD adalah alat
yang berbentuk huruf T yang ditempatkan di dalam rahim yang menyebabkan
terjadinya perubahan di dalam rahim tersebut yang mencegah sel telur dari
kondisi siap untuk menghadapi pembuahan. Alat pencegah kehamilan tersebut dapat
berada didalam uterus untuk kurun waktu beberapa tahun dan merupakan alat
pengatur jarak kehamilan yang paling efektif.
"IUD cukup
popular dinegara-negara berkembang namun di Amerika Serikat secara sangat
mengejutkan alat tersebut hanya dikenal oleh sebanyak 2,1% wanita usia
subur," kata Dr Nancy L. Stanwood dan Karen
A Bradley dari Pusat Penelitian Universitas Rochester. Stanwood dan Bradley yang keduanya
selama ini bekerja sebagai konsultan produsen IUD, FEI Women's Health melakukan
survey kecil mengenai alat "alat kontrasepsi".
Untuk
menyelidiki persepsi kaum wanita mengenai IUD dan alat-alat KB lainnya maka
Stanwood dan rekan-rekannya melakukan survey terhadap 190 wanita hamil yang
meminta bantuan pengguguran kandungan atau aborsi.
Para wanita usia muda tersebut
ditanyai mengenai pengetahuan mereka tentang IUD dan kontrasepsi lainnya. Usia
rata-rata dari wanita yang dilibatkan dalam survey adalah 20 tahun dan 47%
diantara mereka telah melahirkan sebelumnya dan 91% mengatakan kehamilan yang
sedang mereka jalani adalah kehamilan yang tak direncanakan.
Para wanita tersebut menyatakan
keamanan dan efektifitas adalah faktor-faktor utama yang menjadi kriteria bagi
mereka dalam memilih alat kontrasepsi. Lebih dari separuh dari mereka
mengatakan mereka ingin menunggu sedikitnya empat tahun untuk kembali hamil,
sementara 27% lainnya mengatakan mereka tak menginginkan kehamilan sama sekali.
Sebanyak 50%
dari jumlah yang telah mendengar atau mengetahui mengenai IUD, 71% mengatakan
mereka tidak pernah mengetahui bahwa menggunakan alat kontrasepsi tersebut
aman, dan 58 persen tidak mengetahui bahwa alat tersebut bekerja secara
efektif.
Secara
keseluruhan 13% diantara kelompok tersebut mengatakan mereka berencana untuk
menggunakan IUD setelah kehamilan yang mereka jalani saat survey dilakukan
3.1.1 Keuntungan
Keuntungan dari
alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
b. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir)
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
3.1.2 Efek Samping Dan Kerugian
Adapun kerugiannya adalah sebagai berikut:
a. Efek samping yang umum terjadi:
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
- Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain:
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan
- Perdarahan berta pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Penyakit radang panggul memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
b. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir)
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
3.1.2 Efek Samping Dan Kerugian
Adapun kerugiannya adalah sebagai berikut:
a. Efek samping yang umum terjadi:
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
- Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain:
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan
- Perdarahan berta pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Penyakit radang panggul memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
j. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
Kegagalan yang terjadi :
AKDR/IUD berupa alat kontrasepsi yang dimasukkan ke
dalam rahim dan angka kegagalannya 0,3 – 1,0 %. Kegagalan dapat terjadi kalo
pemasangan tidak benar, misalnya hanya di daerah leher rahim atau keluar dari
rahim (translokasi). Juga bila KADR/IUD sudah keluar dari rahim tanpa diketahui
oleh akseptor (ekspulsi). Kadang – kadang terjadi kehamilan dengan spiral/IUD
masih di dalam rahim disebabkan AKDR/IUD tersebut tidak efektif karena
pemakainnya mlebihi jangka waktu yang ditentukan (antara 5-8 tahun).
Gejala efek samping yang ditimbulkan oleh AKDR/IUD
antara lain terjadinya gangguan haid/menstruasi, keputihan, perasaan kurang
enak yang disertai demam menggigil, dapat juga terjadi benangnya tidak teraba
ataupun keliarnya cairan vagina yang berlebihan. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut terus berlanjut maka segera lakukan rujukan ke tempat
pelayanan.
Beberapa masalah AKDR/IUD yang sering terjadi dan cara penanggulangannya
:
MASALAH
|
CARA PENANGGULANGANNYA
|
a. Pendarahan,
gangguan haid berlebihan memang kadang - kadang terjadi pada 3 bulan pertama
pemakaian AKDR/IUD
|
-
Kalo permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling, dan
apabila pendarahan banyak, dianjurkan agar dirujuk ke tempat pelayanan
-
Kompres perut dengan air dingin
-
Dibawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
|
b. Nyeri
perut bagian bawah atau keputihan yang berbau
|
-
Segera dibawa ke puskesma untuk pengobatan selanjutnya, karena
kemungkinan terjadi infeksi
|
c. Perasaan
kurang enak, demam, menggigil
|
-
Segera dibawa ke petugas kesehatan
|
d. Benang
AKDR hilang, bertambah pendek atau memanjang
|
-
Jika akseptor mengetahui bahwa AKDR-nya telah keluar, hilang, agar
segera dibawa ke klinik atau RS terdekat
-
Bila terjadi kehamilan segera dibawa ke pelayanan kesehatan lengkap
|
e. Bila
terjadi cairan vagina yang banyak
|
-
Segera dirujuk ke klinik atau rumah sakit terdekat
|
3.1.3. Persyaratan Pemakaian
a. Yang Dapat Menggunakan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah:
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7) Resiko rendah dari IMS
8) Tidak menghendaki metode hormonal
9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif. AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
1) Perokok
2) Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
3) Sedang memakai antibiotika atau antikejang
4) Gemuk ataupun kurus
5) Sedang menyusi
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini:
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Penderita kanker payudara
3) Pusing-pusing, sakit kepala
4) Tekanan darah tinggi
5) Varises di tungkai atau di vulva
6) Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR)
7) Pernah menderita stroke
8) Penderita diabetes
9) Penderita penyakit hati atau empedu
10) Malaria
11) Skistosomiasis (tanpa anemia)
12) Penyakit tiroid
13) Epilepsi
14) Nonpelvik TBC
15) Setelah kehamilan ektopik
16) Setelah pembedahan pelvic.
b. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan
Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini:
1) Kehamilan
2) Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb)
3) Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya
4) Tumor jinak atau ganas dalam rahim
5) Kelainan bawaan rahim
6) Penyakit gula (diabetes militus)
7) Penyakit kurang darah
8) Belum pernah melahirkan
9) Adanya perkiraan hamil
10) Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
3.1.4 Cara Pemakaian
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu
mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari
setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh
dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala
harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga
bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali (Herti
Maryani, 2002)
3.1.5 Kendala Pemakaian
Selain karena
efek samping / kerugian pemakaian serta kontraindikasi penggunaan IUD, beberapa
kendala yang sering dijumpai di lapangan sehingga masyarakat masih enggan
menggunakan kontrasepsi IUD / AKDR ini antara lain :
1) Pengetahuan / pemahaman yang salah tentang IUD
Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh
terhadap pemakaian kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta memberikan
implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka
penggunaan kontrasepsi terutama IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para
wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan
dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak
ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan.
2) Pendidikan PUS yang rendah
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami - istri yang rendah akan menyulitkan
proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang IUD
juga terbatas
3) Sikap dan Pandangan negatif masyarakat
Sikap ini juga berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan
seseorang. Banyak mitos tentang IUD seperti dapat mengganggu kenyamanan
hubungan suami-istri, mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan,
dan lain sebagainya.
4) Sosial budaya dan ekonomi
Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini
disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan
akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari
segi keekonomisannya, kontrasepsi IUD lebih murah dari KB suntik atau pil,
tetapi kadan orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk
sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali pasang, mungkin IUD
tampak jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat masa / jangka waktu
penggunaannya, tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan IUD akan
lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. Untuk sekali pasang, IUD bisa
aktif selama 3-5 tahun, bahkan seumur hidup / sampai menopause. Sedangkan KB
Suntik atau Pil hanya mempunyai masa aktif 1-3 bulan saja, yang artinya untuk mendapatkan
efek yang sama dengan IUD, seseorang harus melakukan 12-36 kali suntikan bahkan
berpuluh-puluh kali lipat.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, AB.
2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kimball J.W,
1983. Biologi edisi Kelima Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Guyton, A. C.
1990. Fisiologi Manusia dan kontrasepsi. Penerbit
Buku
Kedokteran
EGC. Jakarta
http://www.plannedparenthood.org/library/BIRTHCONTROL/EC.html.
Diakses pada tanggal 27 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar