Di telaah dari penggunaanya,managemen
sebenarnya bukanlah ilmu yang asing dalam Kehidupan sehari-hari,ketika ada
proses pengelolaan atas sumber daya atau potensi dimiliki untuk didayagunakan
secara optimal, apapun bentuknya yang ada dalam kehidupan sehari-hari, itulah
lapangan berharga untuk menelaah manfaat ilmu manajemen yang dipahami. Baik
berupa kumpulan sumber daya atau kumpulan orang, baik dikelola dalam sebuah
organisasi formal maupun informal. Karena pada prinsipnya manajemen itu
merupakan suatu proses penggunaan seluruh sumber daya organisasi untuk
mencapai target dan tujuan organisasi melalui aktivitas planning, organizing, leading,
dan controling.
1.
Misalkan diri anda adalah
organisasi paling sederhana, walaupun sebenarnya sangat Kompleks,yang paling di
pahami dan paling mampu saudaraa dikelola secara optimal. Identifikasi dan
jelas seara singkat sumber daya apa saja yang ada dan harus dikelola dalam
organisasi diri saudara ! Kemudian bagaimana sumber-sumber daya diperlukan
tersebut jika dikaitkan dengan hasil identifikasi henri fayol
(1841-1925), salah satu pemikir dalam Administrarive management Theory.
Uraian :
Taylor menuliskan hasil penelitiannya
tentang manajemen pabrik di Amerika Serikat, Henry Fayol, orang Perancis,
mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya. Meskipun mereka menulis pada
waktu bersamaan, focus dari Taylor dan Fayol cukup berbeda. Ide – ide Taylor
didasarkan atas penelitian ilmiah, sedangkan Fayol menulis atas dasar
pengalamannya bertahun-tahun sebagai seorang praktisi eksekutif. Fayol mencoba
mengembangkan prinsip – prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua
manajer dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang
harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian
pada tingkat yang paling rendah dari organisasi manajemen, yaitu tingkat paling
rendah dari sebuah pabrik (shop level management). Fayol mengusulkan empat
belas prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara universal dan dapat
diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Banyak dari prinsip
organisasi tersebut, meskipun kurang keuniversalannya, diikuti secara luas oleh
para manajer dewasa ini :
a.
Pembagian kerja, Prinsip ini
sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja
dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
b.
Wewenang, Manajer harus dapat
member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang
berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah
tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan
tanggung jawabnya.
c.
Disiplin, Para pegawai harus
mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik
merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang
jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta
penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
d.
Kesatuan komando, Setiap
pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
e.
Kesatuan arah, Setiap kelompok
aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang
manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.
Mendahulukan kepentingan umum
di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai
tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
g.
Remunarasi, Para pekerja harus
digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.
Sentralisasi, ini merujuk
kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah
pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi
(pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada
bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
i.
Rantai scalar, Garis wewenang
dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai
scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti
rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan
jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahu.
j.
Tata tertib, Orang dan bahan
harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
k.
Keadilan, Para manajer harus
selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
l.
Stabilitas masa kerja para
pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien.
Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan
bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
m.
Inisiatif, Para pegawai yang
diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras
n.
Esprit de corps, Mendorong team
spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi (dari
sebuah sumber buku).
Jadi, jika saya hubungkan dengan theory
menurut Henry Fayol Sumber daya yang seharusnya saya kelola dengan baik ialah
sumber daya manusia itu sendiri, dimana saat saya ditempatkan pada posisi manajerial.
Saya dituntut untuk bisa menguasai posisi saya sebagai manajer, posisi saya
sebagai pimpinan yang mengatur atau mengendalikan staf/ karyawan. Mulai dari
prosedur pembagian kerja yang disesuaikan dengan skill dari masing-masing
manusia itu sendiri, setelah itu mangatur wewenang apa saja yang bisa mereka
laksanakan, memunculkan kedisiplinan yang menjadi kewajiban para anggota
organisasi yang saya kelola, Kesatuan komando merupakan hak dari saya sebagai
atasan ini berguna agar tidak terjadi double leader didalam suatu organisasi,
Kesatuan arah merupakan tujuan yang harus dicapai bersama artinya tujuan
organisasi yang menjadi wadah keterikatan antara leader dan anggota,
mendahulukan kepentingan umun diatas kepentingan pribadi, Hak yang diterima
dalam bentuk gaji harus disesuaikan dengan pangkat masing-masing posisi dalam
organisasi, Sentralisasi bisa diperoleh dari musyawarah yang dilakukan oleh
seorang pimpinan dan bawahan untuk membuat suatu kebijakan tertentu, Rantai
scalar merupakan kesinambungan antara atasan dan bawahan, tata tertib berguna
untuk mengatur pelanggaran dan aturan dalam organisasi, Keadilan menjadi bagian
penting dalam pemenuhan fungsi hak dan tanggungjawab dalam berorganisasi, Stabilitas
masa kerja para pegawai bermakna dalam pendelegasian atau pelimpahan wewenang
dalam porsi kerja berorganisasi, Inisiatif berarti penuh pemikiran luas yang
menjadi tolak ukur dalam prosese organisasi, Esprit de corps ialah mendukung
semua yang menjadi kepetingan organisasi.
2.
Keberhasilan saudara mengelola
sumber-sumber daya yang di miliki pada soal 1 secara efektif dan efisien sangat
erat kaitannya dalam pemuasan harapan semua pihak yang menjadi
stakeholder saudara. Urutkan prioritasnya serta alasan apa sehingga stakeholder
saudara tersebut harus dipenuhi harapan dan kepentingannya!
Saudara tidak hidup sendiri namun akan
berkumpul dengan individu2 lainnya membentuk sebuah kelompok secara informal
bahkan sebuah organisasi secara formal untuk mewujudkantujuan bersamanya. Kelompok
atau organisasi akan sangat heterogen dan kompleks dalam berbagai hal. Baik
dari sisi sumber daya yang terkumpul atau pun cara atau perilaku dalam
menggunakan sumber2 daya tersebut,hal ini akan menunjukan adanya perubahan dari
karakteristik bersifat individual menjadi karakteristik bersifat kelompok.
Uraian :
Definisi stakeholders menurut Freeman (1984)
merupakan individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi dan/ atau dipengaruhi
oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya. Sedangkan Chariri dan Ghazali (2007, h.32)
mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-nya
(shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis dan pihak lain). Sedangkan Rudito (2004) mengemukakan bahwa
perusahaan dianggap sebagai stakeholders,
jika mempunyai tiga atribut, yaitu: kekuasaan, legitimasi dan kepentingan. Mengacu
pada pengertian stakeholders diatas,
maka dapat ditarik suatu penjelasan bahwa dalam suatu aktivitas perusahaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan dari dalam, yang kesemuanya dapat
disebut sebagai stakeholders. Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada
dukungan stakeholders dan dukungan tersebut harus dicari sehingga
aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful
stakeholders, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan
sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakehoders-nya
(Chariri dan Ghazali, 2007). Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders
menjadi sebagai berikut :
1.
Stakeholders
Internal dan stakeholders
eksternal.
Stakeholders internal adalah stakeholders
yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan
pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal
adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti
penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers,
kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain.
2.
Stakeholders
primer, sekunder
dan marjinal.
Tidak semua
elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun
skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders
primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder
dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas
ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan
ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3.
Stakeholders
tradisional dan stakeholders
masa depan.
Karyawan dan
konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini
sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan
adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan
memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen
potensial.
4.
Proponents,
opponents, dan
uncommitted.
Diantara stakeholders
ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang
organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted).
Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat
melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan
yang proposional.
5.
Silent
majority dan
vokal minority.
Dilihat dari
aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung
perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal
(aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif). Menurut
Hill (1996, hal 129), Stakeholders
dalam pelayanan sosial meliputi negara, sektor pivat, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), dan masyarakat, dalam kasus program CSR keseluruhan entitas
tersebut terlibat secara bersama-sama. Sementara mereka memiliki kepentingan
berbeda-beda yang satu dengan yang lain bisa saling bersebrangan dan sangat
mungkin merugikan pihak yang lain.
Stakholder
Utama CSR: Pemerintah dan Perusahaan
Menurut
Utama (2010), bahwa tanggung sosial jawab perusahaan tidak hanya terhadap
pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholders yang
terkait dan/atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Dalam menetapkan
dan menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan yang menjalankan CSR akan
memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan, dan berupaya
agar memberikan dampak positif.
Utama
(2010) menyatakan bahwa pemerintah beserta segenap jajarannya perlu memahami
konteks CSR, karena ada keterpaduan dengan program pemerintah. Bukan tidak
mungkin bila pemahaman terhadap konsep ini tidak sejajar, maka kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah tidak akan pernah sejalan dengan kebijakan dunia
usaha.
Perlunya
pemerintah duduk bersama dengan pelaku usaha, untuk mengkomunikasikan apa yang
dibutuhkan masyarakat secara bersama, memberikan gambaran rencana kerja
pemerintah yang terkait dengan kepentingan publik. Dengan demikian ada
komunikasi dua arah, sehingga kemungkinan adanya kerjasama antara pemerintah
dengan perusahaan menjadi terbuka semakin lebar, sehingga tidak terjadi overlapping program antara pemerintah
dan perusahaan.
Jadi,
untuk memuaskan steakholder yang
harus dilakaukan sebagai Main Owner dalam suatu organisasi ialah : 1.
Memposisikan karyawan pada tanggung jawab yang menjadi suatu yang memang mereka
miliki sehubungan dengan skill (Kemampuan)
individual; 2. Memberikan gaji sesuai dengan kedudukan, tugas dan tanggung
jawab yang telah dibebankan; 3. Memberikan reward
terhadapa apa yang telah mereka lakukan selama itu menjadi procedural dalam
mendudkung kegiatan organisasi.
3.
Sebagai seorang ahli
manajemen bagaimana saudara dapat menjelaskan fenomena ini ?
Jelaskan dengan singkat,karakteristik apa
saja yang mengalami perubahan yang juga di kenal sebagai pembentukan budaya
organisasi tersebut.
Uraian :
Bagaimana budaya
organisasi dibangun dan dipertahankan, menurut Robbins (2003) digambarkan dalam
Gambar berikut ini :
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKjZyzNEdU3X4pxLpS2fa-diJILOTL0G4ekqAIX7rcRwI8V8zWzWfG58rBuehZNqCGLpnrzN2esCuFYGDnRdWsJLJz2TIFfCA0CYbYbbSeUecAOJ36_4vCkxc_Sb2vK3nwgH_ORr2CxDc/s320/Pembentukan+Budaya+Organisasi.gif](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Budaya diturunkan dari filsafat
pendirinya. Filsafat tersebut memiliki asumsi, persepsi atau artifak dan
nilai-nilai yang harus diseleksi terlebih dahulu. Seleksi ini bertujuan untuk
menentukan kriteria yang sesuai. Hasil seleksi akan menjadi karakteristik
budaya organisasi. Setelah adanya karakteristik tersebut manajemen puncak akan
menentukan mana yang sesuai untuk dilaksanakan dan mana yang harus dihilangkan.
Selanjutnya proses internalisasi kepada karyawan melalui tahapan proses
sosialisasi. Keberhasilan proses sosialisasi tergantung pada tingkat keberhasilan
mendapatkan kesesuaian dari nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan baru
terhadap organisasi dan metode sosialisasi yang dipilih manajemen puncak dalam
mengimplementasikannya. Selain itu juga tergantung pada relevansi kepercayaan
filosofi para pendiri terhadap kesempatan saat ini dan hambatan-hambatan yang
menghalangi organisasi. Oleh karena itu, perilaku top level leader menjadi
simbol budaya baru suatu organisasi. Nilai-nilai organisasi yang telah dipahami
dan diyakini oleh para karyawan, akan menjadi suatu kepribadian organisasi.
Nilai-nilai tersebut akan menjadi acuan keseharian karyawan dalam bekerja,
berperilaku dan bertindak sehingga akan menjadi kinerja individu. Dengan
didukung oleh SDM, sistem dan tehnologi, strategi perusahaan dan logistik,
masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi
yang baik pula.
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU_tEPA7g9-V2eaAhoWGj5nD3ivzX8E51w7KBq8J9ZEZCx0Y0geFsO0rJVpmivzGhJj0u9-nOxx9ZInkTggMWl6wDw5PBdY-Puc7Q8xFPNV6QExhYN_oRJkKIws3rRZWomm25ZTg3PF0w/s1600/Hubungan+antara+Budaya+Kerja+dan+Kinerja+Pegawai.gif](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
Referensi :
Chariri,
A.,& Ghazali, I. (2007). Teori Akuntansi, Semarang: Badan Penerbit UNDIP
Freeman,
R. E., (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach, , Boston:
Pitman Publishing
Hill,
Michael (1996) Social Policy: A
Comparative Analysis. London: Prentice Hall
Rudito,
Bambang& Budimanta, Arif & Prasetijo, Adi (2004). Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Modal Pembangunan Indonesia
Masa Kini. Jakarta: ICSD
Wibisono,
Yusuf.(2007) Membedah Konsep dan Aplikasi
CSR. Gresik: Fascho Publishing,
Utama,
Sidharta (2010). Evaluasi Infrastruktur
Pendukung Pelaporan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar