Click here for Myspace Layouts
Valentine's Day Pumping Heart

Minggu, 12 Januari 2014

Pendidikan Pekerti



 Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan  yaitu: “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan. Pendidikan, menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Hal senada juga dikemukakan oleh Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Thompson mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya. Ditegaskan oleh M.J. Longeveled bahwa Pendidikan merupakan usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching, an Introduction to Education’ menjelaskan Istilah ‘Pendidikan’ berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.” Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M) menjelaskan bahwa Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan.Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Belajar
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan yang berlangsung di sekolah, yang paling utama adalah kegiatan belajar, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Belajar merupakan suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:13) pengertian belajar adalah “(1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; (2) Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Rusyan (1998: 8) mengemukakan bahwa “belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”. Selanjutnya Dewey (1998:18) mengemukakan bahwa belajar adalah “integrasi dari pengalaman masa lalu dengan keadaan seseorang pada waktu sekarang untuk kemudian diaplikasikan di masa datang”. Senada dengan pendapat itu dari Davidoff (1998:198) menjelaskan bahwa belajar adalah “sebagai perubahan secara selektif yang berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman masa lalu”. Dari beberapa pandapat di atas dapat dijelaskan bahwa belajar adalah suatu perubahan atau transformasi yang terjadi dalam proses mental yang diperoleh melalui praktik atau latihan yang dapat menunjang perubahan tingkah laku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah setiap kegiatan atau usaha untuk memperoleh pengetahuan, pengertian, dan keterampilan tertentu sehingga terjadi perubahan atau peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sumber     :
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005) halaman 1

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003) halaman 2

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999), h. 9

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)  halaman 13

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007) halaman 5

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996) halaman 84

METODE TEACHING



1.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
a.       Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan.
b.      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
c.       Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
d.      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas,
e.       Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.       Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b.      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
c.       Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,
d.      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

2.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
a.       Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
b.      Untuk merangsang siswa berfikir.
c.       Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
Kelebihan
a.       Proses berpikir anak aktif
b.      Melatih anak untuk aktif bertanya
c.       Siswa mampu mengingat kembali apa yang telah ia baca, dengar, dan pelajari.
Kelemahan
a.       Dalam pembuatan pertanyaan tidaklah mudah jika mengacu taraf pemahaman dan tingkat pola pikir anak yang mudah mereka pahami.
b.      Waktu yang ada keseringan tidak terpakai secara maksimal.

3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukan lah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
a.       Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b.      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c.       Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.       Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
b.      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c.       Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d.      Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.

4.      Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang kons ep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
a.       Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b.      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
c.       Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d.      Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e.       Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
a.       Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
b.      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c.       Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

5.      Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi. Sebagai suatu  metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
a.       Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari.
b.      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c.       Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
a.       Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang.
b.      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c.       Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

6.      Metode Bermain Peran
Metode ini disebut juga dengan sosiodrama, dalam metode ini siswa diajak untuk memahami peranan, sikap, tingkah laku, dan nilai dengan melihat dari sudut pandang berbeda dengan melakoni tokoh tertentu. Dengan bermain peran diharapkan siswa terampil atau menghayati dan berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur sesungguhnya dalam berbagai situasi. Dalam metode ini tidak menekankan pada aspek kemampuan siswa dalam melakoni peran suatu tokoh melainkan lebih kepada masalah yang diangkat dalam “pertunjukan”, contoh masalah yang diangkat dalam “pertunjukan” yaitu mengenai anak pengemis maka siswa bermain peran seolah-olah mereka anak pengemis dan dibantu oleh peran-peran yang lain sehingga siswa mampu melihat apa itu anak pengemis dari sudut pandang berbeda sehingga diharapkan siswa mampu lebih peka terhadap kehidupan sosial antar manusia.
Kelebihan
a.       Siswa dapat menjadi lebih peka dengan bermain peran dengan melihat sudut pandang yang berbeda dari kehidupannya.
b.      Siswa dapat fokus perhatiannya pada pelajaran yang berlangsung.
c.       Siswa dapat mengerti dan memahami perbedaan pendapat.
      Kelemahan
a.       Guru harus menguasai dengan betul permasalahan apa yang diangkat dalam permainan peran jikalau tidak maka permainan peran yang dilakonkan siswa tidak akan berhasil.
b.      Masalah yang diangkat mengenai realita kehidupan yang terjadi di masyarakat dengan melihat aspek norma-norma yang berlaku dan kaidah sosial agar tidak menyinggung perasaan seseorang.
c.       Memerlukan waktu yang relatif panjang.

Sumber           :
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.