Click here for Myspace Layouts
Valentine's Day Pumping Heart

Minggu, 12 Januari 2014

ILMU MANAJEMEN



Di telaah dari penggunaanya,managemen sebenarnya bukanlah ilmu yang asing dalam Kehidupan sehari-hari,ketika ada proses pengelolaan atas sumber daya atau potensi dimiliki untuk didayagunakan secara optimal, apapun bentuknya yang ada dalam kehidupan sehari-hari, itulah lapangan berharga untuk menelaah manfaat ilmu manajemen yang dipahami. Baik berupa kumpulan sumber daya atau kumpulan orang, baik dikelola dalam sebuah organisasi formal maupun informal. Karena pada prinsipnya manajemen itu merupakan suatu proses penggunaan seluruh sumber daya organisasi  untuk mencapai target dan tujuan organisasi melalui aktivitas planning, organizing, leading, dan controling.
1.      Misalkan diri anda adalah organisasi paling sederhana, walaupun sebenarnya sangat Kompleks,yang paling di pahami dan paling mampu saudaraa dikelola secara optimal. Identifikasi dan jelas seara singkat sumber daya apa saja yang ada dan harus dikelola dalam organisasi diri saudara ! Kemudian bagaimana sumber-sumber daya diperlukan tersebut  jika dikaitkan dengan hasil identifikasi henri fayol (1841-1925), salah satu pemikir dalam Administrarive management Theory.

Uraian      :
Taylor menuliskan hasil penelitiannya tentang manajemen pabrik di Amerika Serikat, Henry Fayol, orang Perancis, mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya. Meskipun mereka menulis pada waktu bersamaan, focus dari Taylor dan Fayol cukup berbeda. Ide – ide Taylor didasarkan atas penelitian ilmiah, sedangkan Fayol menulis atas dasar pengalamannya bertahun-tahun sebagai seorang praktisi eksekutif. Fayol mencoba mengembangkan prinsip – prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkat yang paling rendah dari organisasi manajemen, yaitu tingkat paling rendah dari sebuah pabrik (shop level management). Fayol mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara universal dan dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun kurang keuniversalannya, diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini :
a.       Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
b.      Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
c.       Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
d.      Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
e.       Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.       Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
g.      Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.      Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
i.        Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahu.
j.        Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
k.      Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
l.        Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
m.    Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras
n.      Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku).
Jadi, jika saya hubungkan dengan theory menurut Henry Fayol Sumber daya yang seharusnya saya kelola dengan baik ialah sumber daya manusia itu sendiri, dimana saat saya ditempatkan pada posisi manajerial. Saya dituntut untuk bisa menguasai posisi saya sebagai manajer, posisi saya sebagai pimpinan yang mengatur atau mengendalikan staf/ karyawan. Mulai dari prosedur pembagian kerja yang disesuaikan dengan skill dari masing-masing manusia itu sendiri, setelah itu mangatur wewenang apa saja yang bisa mereka laksanakan, memunculkan kedisiplinan yang menjadi kewajiban para anggota organisasi yang saya kelola, Kesatuan komando merupakan hak dari saya sebagai atasan ini berguna agar tidak terjadi double leader didalam suatu organisasi, Kesatuan arah merupakan tujuan yang harus dicapai bersama artinya tujuan organisasi yang menjadi wadah keterikatan antara leader dan anggota, mendahulukan kepentingan umun diatas kepentingan pribadi, Hak yang diterima dalam bentuk gaji harus disesuaikan dengan pangkat masing-masing posisi dalam organisasi, Sentralisasi bisa diperoleh dari musyawarah yang dilakukan oleh seorang pimpinan dan bawahan untuk membuat suatu kebijakan tertentu, Rantai scalar merupakan kesinambungan antara atasan dan bawahan, tata tertib berguna untuk mengatur pelanggaran dan aturan dalam organisasi, Keadilan menjadi bagian penting dalam pemenuhan fungsi hak dan tanggungjawab dalam berorganisasi, Stabilitas masa kerja para pegawai bermakna dalam pendelegasian atau pelimpahan wewenang dalam porsi kerja berorganisasi, Inisiatif berarti penuh pemikiran luas yang menjadi tolak ukur dalam prosese organisasi, Esprit de corps ialah mendukung semua yang menjadi kepetingan organisasi.

2.      Keberhasilan saudara mengelola sumber-sumber daya yang di miliki pada soal 1 secara efektif dan efisien sangat erat kaitannya dalam pemuasan harapan semua pihak  yang menjadi stakeholder saudara. Urutkan prioritasnya serta alasan apa sehingga stakeholder saudara tersebut harus dipenuhi harapan dan kepentingannya!
 Saudara tidak hidup sendiri  namun akan berkumpul dengan individu2 lainnya membentuk sebuah kelompok secara informal bahkan sebuah organisasi secara formal untuk mewujudkantujuan bersamanya. Kelompok atau organisasi akan sangat heterogen  dan kompleks dalam berbagai hal. Baik dari sisi sumber daya yang terkumpul atau pun cara atau perilaku dalam menggunakan sumber2 daya tersebut,hal ini akan menunjukan adanya perubahan dari karakteristik bersifat individual menjadi karakteristik bersifat kelompok.
Uraian      :
Definisi stakeholders menurut Freeman (1984) merupakan individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi dan/ atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya. Sedangkan Chariri dan Ghazali (2007, h.32) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-nya (shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Sedangkan Rudito (2004) mengemukakan bahwa perusahaan dianggap sebagai stakeholders, jika mempunyai tiga atribut, yaitu: kekuasaan, legitimasi dan kepentingan. Mengacu pada pengertian stakeholders diatas, maka dapat ditarik suatu penjelasan bahwa dalam suatu aktivitas perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan dari dalam, yang kesemuanya dapat disebut sebagai stakeholders.  Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada dukungan stakeholders dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholders, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakehoders-nya (Chariri dan Ghazali, 2007). Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut :
1.        Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.
 Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain.
2.        Stakeholders primer, sekunder dan marjinal.
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3.        Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan.
Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
4.        Proponents, opponents, dan uncommitted.
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional.
5.        Silent majority dan vokal minority.
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif). Menurut Hill (1996, hal 129), Stakeholders dalam pelayanan sosial meliputi negara, sektor pivat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat, dalam kasus program CSR keseluruhan entitas tersebut terlibat secara bersama-sama. Sementara mereka memiliki kepentingan berbeda-beda yang satu dengan yang lain bisa saling bersebrangan dan sangat mungkin merugikan pihak yang lain.

Stakholder Utama CSR:  Pemerintah dan Perusahaan
Menurut Utama (2010), bahwa tanggung sosial jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholders yang terkait dan/atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Dalam menetapkan dan menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan yang menjalankan CSR akan memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan, dan berupaya agar memberikan dampak positif.
Utama (2010) menyatakan bahwa pemerintah beserta segenap jajarannya perlu memahami konteks CSR, karena ada keterpaduan dengan program pemerintah. Bukan tidak mungkin bila pemahaman terhadap konsep ini tidak sejajar, maka kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak akan pernah sejalan dengan kebijakan dunia usaha.
Perlunya pemerintah duduk bersama dengan pelaku usaha, untuk mengkomunikasikan apa yang dibutuhkan masyarakat secara bersama, memberikan gambaran rencana kerja pemerintah yang terkait dengan kepentingan publik. Dengan demikian ada komunikasi dua arah, sehingga kemungkinan adanya kerjasama antara pemerintah dengan perusahaan menjadi terbuka semakin lebar, sehingga tidak terjadi overlapping program antara pemerintah dan perusahaan.
Jadi, untuk memuaskan steakholder yang harus dilakaukan sebagai Main Owner dalam suatu organisasi ialah : 1. Memposisikan karyawan pada tanggung jawab yang menjadi suatu yang memang mereka miliki sehubungan dengan skill (Kemampuan) individual; 2. Memberikan gaji sesuai dengan kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan; 3. Memberikan reward terhadapa apa yang telah mereka lakukan selama itu menjadi procedural dalam mendudkung kegiatan organisasi.

3.      Sebagai seorang  ahli manajemen bagaimana saudara dapat menjelaskan fenomena ini ?
Jelaskan dengan singkat,karakteristik apa saja yang mengalami perubahan yang juga di kenal sebagai pembentukan budaya organisasi tersebut.


Uraian      :
Bagaimana budaya organisasi dibangun dan dipertahankan, menurut Robbins (2003) digambarkan dalam Gambar berikut ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKjZyzNEdU3X4pxLpS2fa-diJILOTL0G4ekqAIX7rcRwI8V8zWzWfG58rBuehZNqCGLpnrzN2esCuFYGDnRdWsJLJz2TIFfCA0CYbYbbSeUecAOJ36_4vCkxc_Sb2vK3nwgH_ORr2CxDc/s320/Pembentukan+Budaya+Organisasi.gif

Budaya diturunkan dari filsafat pendirinya. Filsafat tersebut memiliki asumsi, persepsi atau artifak dan nilai-nilai yang harus diseleksi terlebih dahulu. Seleksi ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang sesuai. Hasil seleksi akan menjadi karakteristik budaya organisasi. Setelah adanya karakteristik tersebut manajemen puncak akan menentukan mana yang sesuai untuk dilaksanakan dan mana yang harus dihilangkan. Selanjutnya proses internalisasi kepada karyawan melalui tahapan proses sosialisasi. Keberhasilan proses sosialisasi tergantung pada tingkat keberhasilan mendapatkan kesesuaian dari nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan baru terhadap organisasi dan metode sosialisasi yang dipilih manajemen puncak dalam mengimplementasikannya. Selain itu juga tergantung pada relevansi kepercayaan filosofi para pendiri terhadap kesempatan saat ini dan hambatan-hambatan yang menghalangi organisasi. Oleh karena itu, perilaku top level leader menjadi simbol budaya baru suatu organisasi. Nilai-nilai organisasi yang telah dipahami dan diyakini oleh para karyawan, akan menjadi suatu kepribadian organisasi. Nilai-nilai tersebut akan menjadi acuan keseharian karyawan dalam bekerja, berperilaku dan bertindak sehingga akan menjadi kinerja individu. Dengan didukung oleh SDM, sistem dan tehnologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU_tEPA7g9-V2eaAhoWGj5nD3ivzX8E51w7KBq8J9ZEZCx0Y0geFsO0rJVpmivzGhJj0u9-nOxx9ZInkTggMWl6wDw5PBdY-Puc7Q8xFPNV6QExhYN_oRJkKIws3rRZWomm25ZTg3PF0w/s1600/Hubungan+antara+Budaya+Kerja+dan+Kinerja+Pegawai.gif








Referensi :
Chariri, A.,& Ghazali, I. (2007). Teori Akuntansi, Semarang: Badan Penerbit UNDIP
Freeman, R. E., (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach, , Boston: Pitman Publishing
Hill, Michael (1996) Social Policy: A Comparative Analysis. London: Prentice Hall
Rudito, Bambang& Budimanta, Arif & Prasetijo, Adi (2004). Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Modal Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta: ICSD
Wibisono, Yusuf.(2007) Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing,
Utama, Sidharta (2010). Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar