Click here for Myspace Layouts
Valentine's Day Pumping Heart

Jumat, 04 Mei 2012

Persiapan Menjadi Orang Tua


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA DAN PERSIAPAN SIBLING
2.1. Definisi
Orangtua merupakan, seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing.

2.2. Latar Belakang
Menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak juga sesulit yang dibayangkan. Salah satu kunci sukses menjadi orangtua sukses adalah mempersiapkan dari kedua belah pihak. Hamil dan punya anak sudah pasti menjadi dambaan bagi pasangan usai menikah. Ketika memiliki kehidupan pun akan berubah. Dan yang pasti, kedua pasangan, akan menjadi orangtua. Menjadi orangtua merupakan dambaan bagi mereka yang sudah membina rumah tangga. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika sudah mempersiapkan hal ini sejak awal. Dimulai dari persiapan kehamilan sampai kelahiran. Namun ini bukan saja menjadi tugas seorang istri, tetapi juga suami yang harus mengerti apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi orangtua.

2.3. Fungsi Persiapan Hubungan Sibling Sejak Dini
Peran penting orang tua untuk dapat terus membimbing dan menuntun sang anak dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini agar setiap lapisan atau tahapan hidup sang anak dapat berjalan dengan sempurna. Untuk menjadi orangtua sukses membesarkan anak, maka bimbinglah anak terutama dalam proses tumbuh kembangnya,” ujar psikolog yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini. Agar anak tumbuh optimal, persiapannya bisa dilakukan dimulai dari kehamilan, seperti membacakan dongeng sejak anak masih dalam kandungan. Selain itu, persiapan juga bisa dilakukan dengan mencari-cari informasi, semisal membaca buku parenting, termasuk membaca buku tentang bagaimana pola asuh yang baik untuk mendidik anak.
2.5. Persiapan Menjadi Calon Orang Tua

Hal-hal yang perlu disiapkan adalah :
1. Persiapan Fisik
a. Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Himbauan ini
berlaku bagi calon ayah dan ibu.
b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi tinggi.
c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon ibu.
d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi janinnya
selama kehamilan dan menjalani proses persalinan.

2. Persiapan Psikologis.
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan menjadi pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami-istri menjadi orangtua. Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya diskusikan perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami sehingga calon orangtua telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

3. Persiapan Finansial
Selain dua hal di atas, persiapan finansial memang bukan segalanya. Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada dalam kandungan hingga lahir. Kehadiran seorang bayi berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap akan meningkat seiring kebutuhan pertumbuhan anak. Orangtua adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak yang juga menentukan keberhasilan anak saat menjadi orangtua.

Untuk menjadi orangtua yang sukses akan sangat sulit, namun apabila untuk menjadi orangtua yang efektif sehingga dapat mengerti keadaan anak, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Mengenali anak
2. Hargai Perilaku baik anak
3. Melibatkan anak
4. Selalu mendekatkan diri dengan anak
5. Sediakan waktu khusus
6. Tegakkan disiplin
7. Panutan bagi anak
8. Ungkapkan kasih sayang
9. Komunikasi dengan tepat
10. Selesaikan masalah saat ”dingin.”


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA DAN SIBLING
Orangtua merupakan.seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orang tua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing. Acara keluarga adalah momen penting bagi anak untuk mengenal kerabatnya. Selain itu, acara tersebut juga perlu dilakukan sedini mungkin karena dapat mendekatkan hubungan kekerabatan. Salah satu momen berkumpulnya semua anggota keluarga adalah saat Lebaran pertama. Umumnya, hari tersebut hadir keluarga inti, seperti kakek-nenek, paman-bibi. Karena itu, pergunakan pertemuan keluarga tersebut untuk mengenalkan anak-anak dengan para kerabatnya.

3.1.1 PERSIAPAN-PERSIAPAN DALAM MENJADI CALON ORANG TUA
Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing , yakni dengan cara melakukan :
1. Persiapan Fisik

a. Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Himbauan ini berlaku bagi calon ayah dan ibu. Perokok aktif dan pasif dapat membuat janin mengalami gangguan pertumbuhan. Asap rokok yang terhirup oleh calon ibu dapat mengahmbat suplai oksigen, sehingga resiko janin lahir prematur menjadi lebih tinggi. Minuman berlakohol membuat calon ibu menghadapi resiko keguguran karena kandungan menjadi melemah. Sedangkan para pria, kadar alkohol yang tinggi membuat jumlah sel sperma sedikit jumlahnya sehingga tidak cukup untuk pembuahan.

b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi tinggi. Membatasi asupan makanan bergula dan berlemak tinggi sangat dianjurkan. Usahakanlah dalam kondisi berat badan yang ideal agar pembuahan berlangsung sempurna.

c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon ibu. Jika dalam pemeriksaan calon ibu dinyatakan mengalami gangguan kesehatan tertentu, biasanya dokter akan menyarankan agar pasangan menunda dulu kehamilan sampai calon ibu dinyatakan sehat.

d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi janinnya selama kehamilan dan menjalani proses persalinan.

2. Persiapan Psikologis.
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan menjadi pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami-istri menjadi orangtua. Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya diskusikan perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami sehingga calon orangtua telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

3. Persiapan Finansial
Selain dua hal di atas, persiapan finansial memang bukan segalanya. Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada dalam kandungan hingga lahir. Kehadiran seorang bayi berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap akan meningkat seiring kebutuhan pertumbuhan anak.
Orangtua adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak yang juga menentukan keberhasilan anak saat menjadi orangtua. Untuk menjadi orangtua yang sukses akan sangat sulit, namun apabila untuk menjadi orangtua yang efektif sehingga dapat mengerti keadaan anak, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1.                        Mengenali anak
Orangtua harus memperlakukan anak sesuai karakternya, pemalu, periang, dan lain sebagainya. Jangan paksa anak untuk menjalani karakter lain. Kenali pula perasaan anak saat ia sedang mengalami masalah. Hal ini bisa dilakukan dengan berempati pada anak. Yang tak kalah penting, orangtua mesti mengenali perkembangan anak sesuai usia.

2.                        Hargai Perilaku baik anak
Orangtua perlu menerapkan positive parenting, yaitu menghargai perilaku baik sebanyak-banyaknya dan menghukum sesedikit mungkin. Sebaiknya, orangtua memberikan pujian terhadap semua hal baik yang dilakukan anak. Hendaknya pujian diberikan langsung, tanpa ditunda. “Jangan menunggu hingga anak melakukan hal yang spesial,” misalnya memberi sesuatu yang disenangi anak bila ia melakukan tugasnya dengan baik atau menambah jangka waktu untuk mengembangkan perilaku baik.

3.                        Melibatkan anak
Anak termasuk dalam keluarga. Itu sebabnya, selalu libatkan anak dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Contohnya, saat merencanakan liburan bersama. Anak juga perlu dilibatkan dalam tugas rumah sehari-hari yang tentu saja mesti disesuaikan dengan usia.
4.                        Selalu mendekatkan diri dengan anak
Gunakanlah setiap kesempatan untuk mendekatkan diri pada anak. Pada saat seperti ini orangtua dapat menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Sehingga anak dapat membedakan antara baik dan buruk maupun benar dan salah.

5.                        Sediakan waktu khusus
Berikan waktu khusus hanya berdua dengan anak. Bila anak lebih dari satu maka berikanlah waktu khusus secara bergiliran. Hal ini dilakukan untuk menjalin kedekatan anak dengan orang tua. Sehingga anak tidak pernah berpikir bahwa mereka kekurangan kasih sayang dari kedua orangtua.

6. Tegakkan disiplin
Menjadi orangtua yang baik bukan berarti orangtua harus terus menuruti keinginan anaknya. Bila hal ini dilakukan maka anak akan menjadi manja, sehingga para orangtua juga harus menegakkan disiplin agar anak bisa belajar atas perilakunya yang tidak baik. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan sanksi apabila anak baru melakukan perilaku tidak baik untuk pertama kali dan belum pernah diberitahu sebelumnya bahwa perilakunya itu buruk.

7. Panutan bagi anak
Anak adalah peniru yang ulung, segala gerak-gerik orangtua akan ditirunya. Oleh karena itu, jika ingin anak berperilaku baik maka orangtua harus mencontohkannya terlebih dahulu.

8.                        Ungkapkan kasih sayang
Orangtua semestinya mengungkapkan ksih sayangnya dan hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya, dengan pelukan, cium, belaian, mengatakan ’I LOVE YOU’.
9.                        Komunikasi dengan tepat
Saat berbicara dengan anak, orangtua harus melakukan kontak mata dengan anak. Bila ingin memberikan perintah, berikan sespesifik mungkin. Perintah yang sangat umum akan membingungkan anak. Yang harus dihindari oleh orangtua adalah mengomeli, membentak, berteriak, apalagi memebrikan ceramah yang panjang lebar.

10. Selesaikan masalah saat ”dingin”
Bila ada masalah hendaknya tidak diselesaikan saat sedang marah. Bila hal ini dilakukan justru akan memperburuk keadaan. Saat anda marah, mungkin anda akan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati anak sehingga anda harus mengontrol diri. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan orangtua. Oleh karena itu sebaiknya calon orangtua maupun orangtua harus banyak belajar agar lebih siap dan mampu menjadi orangtua yang sepenuhnya mengerti dengan

3.1.2        Persiapan Menjadi Orangtua Yang Ideal
Menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak juga sesulit yang dibayangkan. Salah satu kunci sukses menjadi orangtua sukses adalah mempersiapkan dari kedua belah pihak. Hamil dan punya anak sudah pasti menjadi dambaan bagi pasangan usai menikah. Ketika memiliki kehidupan pun akan berubah. Dan yang pasti, kedua pasangan, akan menjadi orangtua. Menjadi orangtua merupakan dambaan bagi mereka yang sudah membina rumah tangga. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika sudah mempersiapkan hal ini sejak awal. Dimulai dari persiapan kehamilan sampai kelahiran. Namun ini bukan saja menjadi tugas seorang istri, tetapi juga suami yang harus mengerti apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi orangtua. Psikolog Keluarga Anna Surti Ariani S. Psi mengatakan, bahwa ibarat bawang bombai yang memiliki berbagai lapisan, anak berkembang dari lapisan yang paling dalam ketika ia masih berada dikandungan sang ibu hingga ia dewasa nantinya. Oleh sebab itu, peran penting orang tua untuk dapat terus membimbing dan menuntun sang anak dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini agar setiap lapisan atau tahapan hidup sang anak dapat berjalan dengan sempurna. “Untuk menjadi orangtua sukses membesarkan anak, maka bimbinglah anak terutama dalam proses tumbuh kembangnya,” ujar psikolog yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini. Ia menyarankan, agar anak tumbuh optimal, persiapannya bisa dilakukan dimulai dari kehamilan, seperti membacakan dongeng sejak anak masih dalam kandungan. Selain itu, persiapan juga bisa dilakukan dengan mencari-cari informasi, semisal membaca buku parenting, termasuk membaca buku tentang bagaimana pola asuh yang baik untuk mendidik anak. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ginekolog dari Universitas Indonesia, Dr dr Dwiana Ocviyanti, Sp OG(K). Dokter yang akrab disapa dr Ovi ini mengatakan bahwa agar masa kehamilan dapat berjalan dengan menyenangkan, maka dibutuhkan sebuah persiapan yang matang dan juga penanganan serta perawatan yang tepat kepada sang ibu dan janin pada saat kehamilan tersebut.
“Ini tidak hanya dilakukan oleh wanita saja, tetapi juga pasangan pria,” saran Ovi dalam acara peluncuran Parenting Encyclopedia sekaligus talkshow “Mengoptimalkan Periode Emas Perkembangan Anak dengan Parenting Encyclopedia” di Prefer 72, Kemang, Jakarta beberapa waktu.
Ovi mengatakan, banyak pasangan muda yang panik saat menghadapi masa persalinan. Padahal jika informasi sudah didapat seperti bagaimana menghadapi persalinan dengan tenang, maka persalinan pun akan berjalan tenang dan lebih lancar. Informasi bisa didapat di mana saja, selain membaca buku atau mendatangi seminar, mencari informasi dari dokter kandungan juga menjadi satu hal yang penting. “Sebaiknya pilih dokter kandungan yang cerewet, jangan yang diem saja, yang memberi informasi hanya pada saat ditanya,” pesan dokter yang juga praktik di Rumah Sakit Ibu Anak & Klinik Spesialis Permata Cibubur.
Penyanyi sekaligus artis cantik Shelomita, yang berbagi pengalamannya ketika melahirkan anak pertama, mengatakan bahwa dalam kehamilan pertamanya itu, dirinya mudah sekali panik, karena ia merasa dirinya belum mempunyai pengalaman walaupun dirasa sudah cukup siap. “Beda dengan hamil kedua dan seterusnya yang sudah jauh lebih siap dan sudah cukup berpengalaman,” ucap pemilik nama lengkap Shelomita Sulistiany ini. Setelah masa kelahiran pun, Shelomita mengaku mengalami keseharian yang berbeda karena sudah menjadi orangtua.Kesibukannya bertambah, yang juga di malam hari. Namun hal itu, tidak ia lakukan seorang diri, melainkan ada pembagian tugas antara ia dan suaminya yang selalu siap mengganti pampersdi pukul 02.00 pagi “Saya dan suami membagi tugas dalam mengurus anak, terutama di awal kelahiran anak pertama,” ujarnya dalam acara yang sama. Shelomita mengaku, tidak hanya ia saja yang sibuk mencari informasi dalam melakukan persiapan menjadi orangtua sukses. Akan tetapi, suaminya juga ikut mencari informasi yang berguna untuk mereka dan berharap menjadi orangtua yang sukses mengurus anak karena sudah ada persiapan sebelumnya.

Musyawarah Masyarakat Desa Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru 2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Visi dan misi millenium development goals ( MDGs) merupakan salah satu pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat hidup sehat bagi setiap invidu agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu diperlukan upaya kesehatan yang meliputi kegiatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap individu, keluaarga, kelompok dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan oleh berbagai instansi kesehatan, masyarakat dan tenaga kesehatan yang diantaranya adalah bidan komunitas.
Bidan komunitas adalah bidan yang berkerja melalui keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu, yang menjadi ruang lingkup kebidanan komunitas adalah seluruh kegiatan bidan yang ditujukan kepada dan kelompok masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat turut aktif dalam meningkatkan upaya kesehatan sesuai dengan safe motherhood dan prinsip PHC.
Sesuai dengan kurikulum Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, mahasiswi Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru melaksanakan praktek kebidanan komunitas dalam bentuk praktek belajar lapangan dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswi sebagai calon tenaga kesehatan yang bermutu dan mampu melaksanakan asuhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka mahasiswi tingkat III (tiga) Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, melaksanakan praktek belajar lapangan di Desa Bukit Kratai Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar. Dimana kegiatan tersebut mencakup pemberian asuhan kebidanan pada wanita sepanjang daur kehidupan, neonatus, bayi, dan balita baik yang normal maupun yang bermasalah secara mandiri dan kolaborasi dengan pendekatan manajemen kebidanan di semua tatanan pelayanan kesehatan.

1.2  Tujuan
1.2.1  Tujuan umum
Mahasiswi mampu melaksanakna asuhan kebidanan secara komprehensif kepada warga Bukit Kratai Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar dan di harapkan dapat meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
1.2.2  Tujuan khusus
1.   Mahasiswi dapat melakukan kegiatan dasar yakni mendeteksi secara dini resiko tinggi pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, bayi, balita dan pembinaan peran serta masyarakat
2.   Mahasiswi dapat melakukan pendekatan pada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasikan masalah kesehatan yang dihadapi masyarak
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Demograsi Desa Bukit Kratai dan Puskesmas Rumbio Jaya
2.1.1 Desa bukit kratai
a.    Aspek geografis
Pengalaman belajar lapangan (PBL) ini dilakukan di lakukan di Desa Bukit. Desa Bukit Kratai merupakan salah satu desa dari Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar yang memiliki empat desa. Luas desa Bukit Kratai adalah 10,23km2. Adapun batas wilayah desa Bukit Kratai yaitu:
1.    Sebelah utara berbatasan dengan Desa Batang Batindih
2.    Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alam Panjang
3.    Sebelah timur berbatasan dengan Pematang Kulim
4.    Sebelah barat berbatasan dengan Kebun Desa Teratak

b.    Aspek demografi
Desa Bukit Kratai membawahi 6 RW, yang terdiri dari 15 RT. Jumlah kepala keluarga (KK) 385 dan jumlah penduduk 1457 jiwa, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 726 jiwa dan perempuan sebanyak 731 jiwa (sumber mahaisiswi akademi kebidanan helvetia pekanbaru).


2.1.2 Puskesmas Rumbio Jaya
a. Aspek domografi
Puskesmas Rumbio Jaya merupakan puskesmas yang terletak di kecamatan rumbio jaya kabupaten kampar. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rumbio Jaya tahun 2011 berjumlah 16.046 jiwa denga luas wilayah wilayah + 78,42km2 atau 0,71% dari wilayah kabupaten kampar (+ 10.983,46 km2). Wilayah kerja Puskesmas Rumbio Jaya pada tahun 2011 meliputi 7 (enam) desa yaitu :
1.    Desa Alam Panjang
2.    Desa Pulau Payung
3.    Desa Teratak
4.    Desa Bukit Kratai
5.    Desa Batang Batindih
6.    Desa Tambusai
7.    Simpang Petai
b.   Visi Puskesmas Rumbio Jaya
Terwujudnya masyarakat kecamatan Rumbio Jaya sehat yang mandiri untuk hidup sehat dan berkeadilan pada tahun 2016.
c.    Misi Puskesmas Rumbio Jaya
1.    Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di kecamatan Rumbio Jaya
2.    Mendorong kemandirian masyarakat hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di kecamatan Rumbio Jaya
3.    Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
4.    Memelihara dan meningkatkan kesehatan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

2.2 Sarana Kesehatan yang tersedia di Desa Bukit Kratai

Posyandu Balita                : Terletak di RW 01 RT 03 (Posyandu Melati)

Posyandu lansia                : Terletak di RW 01 RT 03

Poskesdes                          : Terletak di RW 01 RT 03

Puskesmas pembantu        : Terletak di RW 01 RT 03

Puskesmas Rumbio Jaya

 

2.3 Jumlah Tenaga Kesehatan 

Bidan                                : 1 oranqg
Nakes lain/perawat            : 1 orang
Kader                                : 10 orang
-    Kader balita               : 7 orang
-    Kader lansia               : 3 orang



2.4 Distribusi penduduk Desa Bukit Kratai
No
Dusun
RW
RT
Jumlah laki-laki
Jumlah perempuan
Jumlah
1
Dusun 1
01
01, 02, 03
308
316
624
02
04, 05
2
Dusun 2
03
06, 07
161
167
328
04
08, 11
3
Dusun 3
05
09, 10, 12
257
248
505
06
13, 14, 15
Total
726
731
1457

2.4.1 Distribusi KK berdasarkan jenis kelamin

Grafik 1

Menunjukkan bahwa jenis kelamin KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah perempuan

 

 

2.4.2  Distribusi penduduk desa bukit kratai berdasarkan usia

Grafik 2

Menunjukkan bahwa usia KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah berusia antara 16-20 tahun

2.4.3        Distribusi KK berdasarkan agama

Grafik 3

Menunjukkan bahwa agama KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah islam

2.4.4        Distribusi KK berdasarkan pendidikan

Grafik 4

Menunjukkan bahwa pendidikan KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah SD

2.4.5        Distribusi KK berdasarkan Pekerjaan

Grafik 5

Menunjukkan bahwa pekerjaan KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah petani

2.4.6        Distribusi KK berdasarkan Aturan Makan

Grafik 6

Menunjukkan bahwa aturan makan KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah 3 kali sehari.

2.4.7        Distribusi KK berdasarkan jenis rumah

Grafik 7

Menunjukkan bahwa jenis rumah KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah permanen

 

2.4.8        Distribusi KK berdasarkan lantai rumah

Grafik 8

Menunjukkan bahwa lantai rumah KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah semen

2.5      Pengkajian Data Desa Bukit Kratai
a.    Ibu hamil
Kunjungan ibu hamil
K1     : 57,7%
K4     : 66,6%
Jumlah ibu hamil di Bukit Kratai adalah 26 orang. 3 orang ibu hamil tidak bersedia dilakukan pemeriksaan Hb dan hanya 23 orang yang dilakukan pemeriksaan Hb dengan menggunakan digital Hb dengan hasil sebanyak, 10 orang ibu hamil yang mengalami anemia ringan yaitu dengan Hb 9-10,9 g%,  9 orang ibu hamil mengalami anemia sedang yaitu dengan Hb 7-8,9 g%, tidak ada yang anemia berat dan 4 orang yang tidak anemia yaitu dengan Hb >11 g%
Text Box: 43,5%
Ibu hamil dengan faktor resiko
Grafik
Keterangan : Dari 26 orang ibu hamil didapatkan 10 (38,5%) orang ibu hamil yang merupakan faktor risiko. 3 orang yang berusia dibawah 20 tahun,  2 orang yang berusia lebih dari 35 tahun, dan 5 orang dengan jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun.
b.      Jumlah persalinan tahun 2012  di Desa Bukit Kratai
1.   Januari        : 1  orang
2.   Februari      : 1 orang persalinan normal dan 1 orang abortus
3.   Maret          : -
            Semua ibu hamil  ditolong oleh tenaga kesehatan.
c.       Kunjungan Balita ke Posyandu
1.      Kunjungan Balita ke Posyandu tahun 2012
Januari       : 58 orang
Februari     : 113 orang
Maret         : 63 orang
Keterangan : ditemukan 2 orang balita dengan status gizi di bawah garis merah, 13 orang balita dengan gizi kurang, 1 orang dengan gizi lebih dan 3 orang dengan obesitas.
d.      Akseptor KB
Dari 176 pasangan usia subur < 50 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi ada 89 orang dan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi ada 87 orang, namun 8 orang dengan alasan karena pasangan baru, 28 karena masih ingin punya anak, 5 orang menyusui, 1 orang karena Ca mamae.
43 orang lainnya merupakan dengan paritas >2 yaitu sebanyak 22 orang (51,2%), tidak mau 13 orang (30,2%), merasa tidak nyaman 7 orang (16,3%), dan 1 orang (2,3%) karena adat.

e.       Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1.      Personal Hygene

Grafik

Keterangan : masih terdapat masyarakat dengan personal hygene yang kurang dari 2 kali sehari yaitu sebanyak 65 penduduk
2.   Pembuangan limbah

Grafik

Keterangan : masih terdapat rumah KK yang tidak  memiliki pembuangan limbah yaitu sebanyak 14 rumah penduduk.

3.      Pembuangan sampah

Grafik

Keterangan : terdapat KK yang membuang sampah dengan cara ditumpuk yaitu sebanyak 8 (2%).

4.      Jenis jamban

Grafik

Keterangan : terdapat 4 (1%) rumah KK yang tidak memiliki jamban.

5.      Sumber air bersih

Grafik 16

Keterangan : Sumber air bersih KK Desa Bukit Kratai terbanyak hingga Maret 2012 adalah sumur gali

6.      Jarak sumber air dengan septic tank

Grafik

Keterangan : terdapat 149 (39%) rumah KK yang jarak sumber air dengan septy tank <10 cm.

7.      Keadaan air

Grafik

Keterangan : masih terdapat keadaan air yang berasa, berbau dan keruh di Desa Bukit Kratai

8. Penyajian Makanan

Grafik

Keterangan : masih terdapat KK menayajikan makanan dengan cara terbuka yaitu sebanyak 28 (8%) KK.

9.      Pengolahan sayur

Grafik

Keterangan : ditemukan sebanyak 287 (74,5%) dari 385 KK desa Bukit Kratai yang masih mengolah makanan dengan cara dipotong kemudian dicuci
10.  Mayarakat yang belum mendonorkan darah

Grafik

Keterangan : dari 386 KK hanya terdapat 10 (3%) KK yang pernah mendonorkan darah dan 376 (97%) KK yang belum pernah mendonorkan darah.
2.6      Prioritas Masalah
2.6.1 Masalah pada Desa Bukit Kratai
1.              Anemia pada ibu hamil
2.             Masih terdapatnya balita dengan keadaan gizi BGM, gizi kurang, gizi lebih dan obesitas.
3.              PHBS kurang.
4.              Terdapat ibu hamil dengan faktor resiko

2.5.2    Prioritas Masalah
1.      Anemia pada ibu hamil
2.      Masih terdapatnya balita dengan keadaan gizi BGM, gizi kurang, gizi lebih dan obesitas.
3.      Terdapat ibu hamil dengan faktor resiko
4.      PHBS kurang
2.7 Perencanaan
       Berdasarkan Prioritas Masalah
1.      Anemia pada ibu hamil
-       Penyuluhan tentang anemia dan dampaknya terhadap kehamilan
-       Penyuluhan mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan ibu hamil
-       Pembagian Tablet Fe gratis
-       Cek ulang Hb
2.      Masih terdapatnya Balita dengan BGM, kurang, lebih dan obesitas
-       Penyuluhan tentang gizi balita, pemanfaatan penimbangan bayi sampai berusia 5 tahun.
-       Pemberian makanan tambahan
-       Penimbangan berat badan ulang
3.      Terdapat ibu hamil dengan faktor resiko
-       Penyuluhan pada ibu hamil mengenai resiko tinggi kehamilan dan cara pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dalam kehamilan persalinan, dan nifas
-       Penyuluhan pada remaja mengenai akibat kehamilan muda.
4.      PHBS kurang
-       Penyuluhan tentang pengertian dan  manfaat PHBS seperti cara cuci tangan yang benar, sikat gigi yang benar, cara penyajian makanan yang bersih dan benar, personal dan vulva hygene, pembuangan air limbah, jarak septy tank dari sumber air dan pemanfaatan pekarangan rumah.
-       Mengajarkan masyarakat untuk membuat penyediaan air bersih dengan metode sederhana
-       Demostrasi cuci tangan dan sikat gigi yang benar
-       Gotong royong
-       Menyediakan tempat sampah umum
-       Menanam tanaman obat keluarga
-       Penyuluhan tentang cara yang benar dalam pengelolahan sayuran


2.8      EVALUASI
Tanggal 14.03.2011 s/d 15.03.2011
a.       Penyuluhan tentang cuci tangan dan sikat gigi yang benar di SD 006 Desa Suka Makmur
b.      Demontrasi cuci tangan dan sikat gigi yang benar
Sumber :
Ø  Mahasiswa Akademi Kebidana Helvetia Pekanbaru
Tanggal 19.03.2011
  1. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan ANC, anemia dalam kehamilan di rumak Pak Kadus Dusun II
  2. Pemberian Table Fe pada ibu hamil secara gratis
Sumber
Ø  Pihak puskesmas dan mahasiswi Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru
Tanggal 23.03.2011
  1. Mengecek kembali Hb ibu hamil
NO
NAMA
PASIEN
HB
AWAL
HB
AKHIR
1
Ny. T
6,8
6,2
2
Ny. S
7,6
6,8
3
Ny. A
7,4
7,2
4
Ny. B
6
6,9
5
Ny. C
5,8
8
6
Ny. Z
6,2
-
7
Ny. X
5,8
7,4
8
Ny. J
6,6
6,4
9
Ny. M
6,6
7,2
10
Ny. D
6,8
-
11
Ny. K
7,2

12
Ny. P
10,4
10,8
13
Ny. L
10,4
10,8
14
Ny. O
8,4
8,6
15.
Ny. H
8,4
8,6
16.
Ny. G

8
17
Ny. Y

8
18
Ny. W

10,8

Ø  Dari 15 ibu hamil di lakukan cek Hb ulang sebanyak 12 orang. Dari 12 orang tersebut didapatkan 4 orang mengalami anemia berat, 6 orang mengalami anemia sedang, dan 2 orang tidak mengalami anemia.

Tanggal 20.03.2011
1.      Penyuluhan tentang gizi, manfaat penimbangan pada balita, dan pengelolahan dan penyajian makanan pada balita tempat Kepala dusun II
2.      Pemberian Makan Tambahan (PMT)
PMT dilakukan dari tanggal 21.03.2011 s/d tanggal 26.03.2011. Dengan frekuensi 1 x 1 / hari dengan menu yang bervariasi. Menu yang di sajikan memiliki komposisi tinggi protein, karbohidrat, vitamin, lemak, dan mineral, seperti telur rebus, bubur kacang hijau, nasi tim, susu kedelai, sup telur puyuh, dan puding.
Sumber :
Ø  Pihak puskesmas dan mahasiswi Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru.

1.      Penilaian berat badan
NO
NAMA
PASIEN
JENIS
KELAMIN
UMUR
BB
AWAL
BB
AKHIR
1.
M. Gustika Yoga
L
3,5 tahun
10 kg
10,3 kg
2.
Dian Rahman. F
L
4,11 bulan
14 kg
14,1 kg
3.
Sri Rahayu
P
2 tahun
7,4 kg
7 kg
4.
Amelia
P
2 tahun
7,7 kg
7,8 kg
5.
Azam
L
16 bulan
7,6 kg
7,6 kg
5.       
Artika
P
16 bulan
6,6 kg
6,8 kg
7.
Angelia
P
17 bulan
7,0 kg
7,1 kg
8.
Ailleen Shafa
P
1 tahun
6,9 kg
7 kg
9.
Silvia Ningsih
P
2,9 tahun
9,9 kg
10 kg

Tanggal 21.03.2011
  1. Penyuluhan tentang Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di wiritan ibu-ibu
Tanggal 16.03.2011
1.      Penanaman tanaman obat keluarga di SD 006 Desa Suka Makmur
2.      Pembuatan Plank nama tanaman obat keluarga di SD 006 Desa suka Makmur
Tanggal 24.03.2011
  1. Gotong royong bersama masyarakat untuk peletakan tong sampah umum
Kegiatan tambahan
Tanggal 25.03.2011
1.      Kerjasama penanaman plank jalan Desa Suka Makmur
2.      Menjalin kebersamaan antara mahasiswi dan masyarakat Desa Suka Makmur dengan mengadakan perlombaan
1.1.4   Distribusi penduduk desa bukit kratai berdasarkan jenis kelamin
1.1.5   Sarana kesehatan yang tersedia di desa bukit kratai
1.   Posyandu balita