Click here for Myspace Layouts
Valentine's Day Pumping Heart

Jumat, 04 Mei 2012

Persiapan Menjadi Orang Tua


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA DAN PERSIAPAN SIBLING
2.1. Definisi
Orangtua merupakan, seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing.

2.2. Latar Belakang
Menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak juga sesulit yang dibayangkan. Salah satu kunci sukses menjadi orangtua sukses adalah mempersiapkan dari kedua belah pihak. Hamil dan punya anak sudah pasti menjadi dambaan bagi pasangan usai menikah. Ketika memiliki kehidupan pun akan berubah. Dan yang pasti, kedua pasangan, akan menjadi orangtua. Menjadi orangtua merupakan dambaan bagi mereka yang sudah membina rumah tangga. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika sudah mempersiapkan hal ini sejak awal. Dimulai dari persiapan kehamilan sampai kelahiran. Namun ini bukan saja menjadi tugas seorang istri, tetapi juga suami yang harus mengerti apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi orangtua.

2.3. Fungsi Persiapan Hubungan Sibling Sejak Dini
Peran penting orang tua untuk dapat terus membimbing dan menuntun sang anak dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini agar setiap lapisan atau tahapan hidup sang anak dapat berjalan dengan sempurna. Untuk menjadi orangtua sukses membesarkan anak, maka bimbinglah anak terutama dalam proses tumbuh kembangnya,” ujar psikolog yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini. Agar anak tumbuh optimal, persiapannya bisa dilakukan dimulai dari kehamilan, seperti membacakan dongeng sejak anak masih dalam kandungan. Selain itu, persiapan juga bisa dilakukan dengan mencari-cari informasi, semisal membaca buku parenting, termasuk membaca buku tentang bagaimana pola asuh yang baik untuk mendidik anak.
2.5. Persiapan Menjadi Calon Orang Tua

Hal-hal yang perlu disiapkan adalah :
1. Persiapan Fisik
a. Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Himbauan ini
berlaku bagi calon ayah dan ibu.
b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi tinggi.
c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon ibu.
d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi janinnya
selama kehamilan dan menjalani proses persalinan.

2. Persiapan Psikologis.
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan menjadi pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami-istri menjadi orangtua. Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya diskusikan perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami sehingga calon orangtua telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

3. Persiapan Finansial
Selain dua hal di atas, persiapan finansial memang bukan segalanya. Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada dalam kandungan hingga lahir. Kehadiran seorang bayi berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap akan meningkat seiring kebutuhan pertumbuhan anak. Orangtua adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak yang juga menentukan keberhasilan anak saat menjadi orangtua.

Untuk menjadi orangtua yang sukses akan sangat sulit, namun apabila untuk menjadi orangtua yang efektif sehingga dapat mengerti keadaan anak, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Mengenali anak
2. Hargai Perilaku baik anak
3. Melibatkan anak
4. Selalu mendekatkan diri dengan anak
5. Sediakan waktu khusus
6. Tegakkan disiplin
7. Panutan bagi anak
8. Ungkapkan kasih sayang
9. Komunikasi dengan tepat
10. Selesaikan masalah saat ”dingin.”


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA DAN SIBLING
Orangtua merupakan.seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orang tua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing. Acara keluarga adalah momen penting bagi anak untuk mengenal kerabatnya. Selain itu, acara tersebut juga perlu dilakukan sedini mungkin karena dapat mendekatkan hubungan kekerabatan. Salah satu momen berkumpulnya semua anggota keluarga adalah saat Lebaran pertama. Umumnya, hari tersebut hadir keluarga inti, seperti kakek-nenek, paman-bibi. Karena itu, pergunakan pertemuan keluarga tersebut untuk mengenalkan anak-anak dengan para kerabatnya.

3.1.1 PERSIAPAN-PERSIAPAN DALAM MENJADI CALON ORANG TUA
Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing , yakni dengan cara melakukan :
1. Persiapan Fisik

a. Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Himbauan ini berlaku bagi calon ayah dan ibu. Perokok aktif dan pasif dapat membuat janin mengalami gangguan pertumbuhan. Asap rokok yang terhirup oleh calon ibu dapat mengahmbat suplai oksigen, sehingga resiko janin lahir prematur menjadi lebih tinggi. Minuman berlakohol membuat calon ibu menghadapi resiko keguguran karena kandungan menjadi melemah. Sedangkan para pria, kadar alkohol yang tinggi membuat jumlah sel sperma sedikit jumlahnya sehingga tidak cukup untuk pembuahan.

b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi tinggi. Membatasi asupan makanan bergula dan berlemak tinggi sangat dianjurkan. Usahakanlah dalam kondisi berat badan yang ideal agar pembuahan berlangsung sempurna.

c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon ibu. Jika dalam pemeriksaan calon ibu dinyatakan mengalami gangguan kesehatan tertentu, biasanya dokter akan menyarankan agar pasangan menunda dulu kehamilan sampai calon ibu dinyatakan sehat.

d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi janinnya selama kehamilan dan menjalani proses persalinan.

2. Persiapan Psikologis.
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan menjadi pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami-istri menjadi orangtua. Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya diskusikan perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami sehingga calon orangtua telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

3. Persiapan Finansial
Selain dua hal di atas, persiapan finansial memang bukan segalanya. Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada dalam kandungan hingga lahir. Kehadiran seorang bayi berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap akan meningkat seiring kebutuhan pertumbuhan anak.
Orangtua adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak yang juga menentukan keberhasilan anak saat menjadi orangtua. Untuk menjadi orangtua yang sukses akan sangat sulit, namun apabila untuk menjadi orangtua yang efektif sehingga dapat mengerti keadaan anak, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1.                        Mengenali anak
Orangtua harus memperlakukan anak sesuai karakternya, pemalu, periang, dan lain sebagainya. Jangan paksa anak untuk menjalani karakter lain. Kenali pula perasaan anak saat ia sedang mengalami masalah. Hal ini bisa dilakukan dengan berempati pada anak. Yang tak kalah penting, orangtua mesti mengenali perkembangan anak sesuai usia.

2.                        Hargai Perilaku baik anak
Orangtua perlu menerapkan positive parenting, yaitu menghargai perilaku baik sebanyak-banyaknya dan menghukum sesedikit mungkin. Sebaiknya, orangtua memberikan pujian terhadap semua hal baik yang dilakukan anak. Hendaknya pujian diberikan langsung, tanpa ditunda. “Jangan menunggu hingga anak melakukan hal yang spesial,” misalnya memberi sesuatu yang disenangi anak bila ia melakukan tugasnya dengan baik atau menambah jangka waktu untuk mengembangkan perilaku baik.

3.                        Melibatkan anak
Anak termasuk dalam keluarga. Itu sebabnya, selalu libatkan anak dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Contohnya, saat merencanakan liburan bersama. Anak juga perlu dilibatkan dalam tugas rumah sehari-hari yang tentu saja mesti disesuaikan dengan usia.
4.                        Selalu mendekatkan diri dengan anak
Gunakanlah setiap kesempatan untuk mendekatkan diri pada anak. Pada saat seperti ini orangtua dapat menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Sehingga anak dapat membedakan antara baik dan buruk maupun benar dan salah.

5.                        Sediakan waktu khusus
Berikan waktu khusus hanya berdua dengan anak. Bila anak lebih dari satu maka berikanlah waktu khusus secara bergiliran. Hal ini dilakukan untuk menjalin kedekatan anak dengan orang tua. Sehingga anak tidak pernah berpikir bahwa mereka kekurangan kasih sayang dari kedua orangtua.

6. Tegakkan disiplin
Menjadi orangtua yang baik bukan berarti orangtua harus terus menuruti keinginan anaknya. Bila hal ini dilakukan maka anak akan menjadi manja, sehingga para orangtua juga harus menegakkan disiplin agar anak bisa belajar atas perilakunya yang tidak baik. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan sanksi apabila anak baru melakukan perilaku tidak baik untuk pertama kali dan belum pernah diberitahu sebelumnya bahwa perilakunya itu buruk.

7. Panutan bagi anak
Anak adalah peniru yang ulung, segala gerak-gerik orangtua akan ditirunya. Oleh karena itu, jika ingin anak berperilaku baik maka orangtua harus mencontohkannya terlebih dahulu.

8.                        Ungkapkan kasih sayang
Orangtua semestinya mengungkapkan ksih sayangnya dan hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya, dengan pelukan, cium, belaian, mengatakan ’I LOVE YOU’.
9.                        Komunikasi dengan tepat
Saat berbicara dengan anak, orangtua harus melakukan kontak mata dengan anak. Bila ingin memberikan perintah, berikan sespesifik mungkin. Perintah yang sangat umum akan membingungkan anak. Yang harus dihindari oleh orangtua adalah mengomeli, membentak, berteriak, apalagi memebrikan ceramah yang panjang lebar.

10. Selesaikan masalah saat ”dingin”
Bila ada masalah hendaknya tidak diselesaikan saat sedang marah. Bila hal ini dilakukan justru akan memperburuk keadaan. Saat anda marah, mungkin anda akan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati anak sehingga anda harus mengontrol diri. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan orangtua. Oleh karena itu sebaiknya calon orangtua maupun orangtua harus banyak belajar agar lebih siap dan mampu menjadi orangtua yang sepenuhnya mengerti dengan

3.1.2        Persiapan Menjadi Orangtua Yang Ideal
Menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak juga sesulit yang dibayangkan. Salah satu kunci sukses menjadi orangtua sukses adalah mempersiapkan dari kedua belah pihak. Hamil dan punya anak sudah pasti menjadi dambaan bagi pasangan usai menikah. Ketika memiliki kehidupan pun akan berubah. Dan yang pasti, kedua pasangan, akan menjadi orangtua. Menjadi orangtua merupakan dambaan bagi mereka yang sudah membina rumah tangga. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika sudah mempersiapkan hal ini sejak awal. Dimulai dari persiapan kehamilan sampai kelahiran. Namun ini bukan saja menjadi tugas seorang istri, tetapi juga suami yang harus mengerti apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi orangtua. Psikolog Keluarga Anna Surti Ariani S. Psi mengatakan, bahwa ibarat bawang bombai yang memiliki berbagai lapisan, anak berkembang dari lapisan yang paling dalam ketika ia masih berada dikandungan sang ibu hingga ia dewasa nantinya. Oleh sebab itu, peran penting orang tua untuk dapat terus membimbing dan menuntun sang anak dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini agar setiap lapisan atau tahapan hidup sang anak dapat berjalan dengan sempurna. “Untuk menjadi orangtua sukses membesarkan anak, maka bimbinglah anak terutama dalam proses tumbuh kembangnya,” ujar psikolog yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini. Ia menyarankan, agar anak tumbuh optimal, persiapannya bisa dilakukan dimulai dari kehamilan, seperti membacakan dongeng sejak anak masih dalam kandungan. Selain itu, persiapan juga bisa dilakukan dengan mencari-cari informasi, semisal membaca buku parenting, termasuk membaca buku tentang bagaimana pola asuh yang baik untuk mendidik anak. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ginekolog dari Universitas Indonesia, Dr dr Dwiana Ocviyanti, Sp OG(K). Dokter yang akrab disapa dr Ovi ini mengatakan bahwa agar masa kehamilan dapat berjalan dengan menyenangkan, maka dibutuhkan sebuah persiapan yang matang dan juga penanganan serta perawatan yang tepat kepada sang ibu dan janin pada saat kehamilan tersebut.
“Ini tidak hanya dilakukan oleh wanita saja, tetapi juga pasangan pria,” saran Ovi dalam acara peluncuran Parenting Encyclopedia sekaligus talkshow “Mengoptimalkan Periode Emas Perkembangan Anak dengan Parenting Encyclopedia” di Prefer 72, Kemang, Jakarta beberapa waktu.
Ovi mengatakan, banyak pasangan muda yang panik saat menghadapi masa persalinan. Padahal jika informasi sudah didapat seperti bagaimana menghadapi persalinan dengan tenang, maka persalinan pun akan berjalan tenang dan lebih lancar. Informasi bisa didapat di mana saja, selain membaca buku atau mendatangi seminar, mencari informasi dari dokter kandungan juga menjadi satu hal yang penting. “Sebaiknya pilih dokter kandungan yang cerewet, jangan yang diem saja, yang memberi informasi hanya pada saat ditanya,” pesan dokter yang juga praktik di Rumah Sakit Ibu Anak & Klinik Spesialis Permata Cibubur.
Penyanyi sekaligus artis cantik Shelomita, yang berbagi pengalamannya ketika melahirkan anak pertama, mengatakan bahwa dalam kehamilan pertamanya itu, dirinya mudah sekali panik, karena ia merasa dirinya belum mempunyai pengalaman walaupun dirasa sudah cukup siap. “Beda dengan hamil kedua dan seterusnya yang sudah jauh lebih siap dan sudah cukup berpengalaman,” ucap pemilik nama lengkap Shelomita Sulistiany ini. Setelah masa kelahiran pun, Shelomita mengaku mengalami keseharian yang berbeda karena sudah menjadi orangtua.Kesibukannya bertambah, yang juga di malam hari. Namun hal itu, tidak ia lakukan seorang diri, melainkan ada pembagian tugas antara ia dan suaminya yang selalu siap mengganti pampersdi pukul 02.00 pagi “Saya dan suami membagi tugas dalam mengurus anak, terutama di awal kelahiran anak pertama,” ujarnya dalam acara yang sama. Shelomita mengaku, tidak hanya ia saja yang sibuk mencari informasi dalam melakukan persiapan menjadi orangtua sukses. Akan tetapi, suaminya juga ikut mencari informasi yang berguna untuk mereka dan berharap menjadi orangtua yang sukses mengurus anak karena sudah ada persiapan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar