Tiang bergurat lapisan permata,
bermandi campuran berlian abadi dari pelataran himalaya..
Seakan mengekang dan mengancam indahnya keajaiban gagahnya sang garuda..
Sayapku mulai meradang, terbakar oleh silau emas di pinggiran tangkai mata elang..
Lalu kilat permata terbias oleh kemilau cahaya lampu malam..
Perih melukai irisan temaram sembrani..
Yah, semoga bukan fatamorgana dari ujung puncak monas..
Tapi nyatanya memang benar menancap k relung sangkar merpati..
Aku meraung melepas gundah, namun tak kuasa bebas lalu terbang hirup angin surga..
Kenapa?
Kincir angin itu seolah menghardik dan tenggelamkan nyaliku yang meronta bersama bayang..
Terus aku bersedekap dan bersembunyi di balik bulu-bulu cendrawasih..
Berharap gagak berbaik hati, bukakan pintu lalu mengepakkan sayap bersama..
Namun, gagak pun memangsaku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar